Friday, March 22, 2013

Mengharukan

Mungkin ada yang pernah disakiti teman atau sahabat? Sebagai manusia yang punya keunggulan tertinggi di antara semua mahluk, kita ternyata tetap harus belajar pada naluri hewan. Bahkan  sepasang tikus putih ini.

 
 
 
Di sebuah zoo binatang, Hangzau Zoo di provinsi Zheijang, Cina Timur, terjadi pemandangan unik sekaligus mengharukan. Ketika dua ekor tikus putih dimasukkan ke dalam kandang ular untuk makan malam, salah satu tikus taditerus  didekati ular sebagai santapan pertamanya.

Namun, apa yang terjadi? Kawan tikus putih tersebut dengan gagah berani mendekati ular dan menyerang untuk menolong temannya yang sedang dalam bahaya. Tentu saja tindakan ini teramat nekad, mengingat ular hijau ini adalah jenis ular berbisa. Jadi, bukan saja jauh lebih besar dari ukuran tubuh sang tikus, kekuatan ular ini jauh di atas kelasnya.

 

 
 

Tuesday, March 19, 2013

Ummu Nidhal



Ummu Nidhal atau dikenali juga sebagai Khansa' Palestin adalah seorang 'ibu hebat' yang telah menyerahkan kesemua 4 anaknya untuk menentang tentera Zionis. Tiga daripada empat anaknya telah syahid bertemu dengan Allah swt. Manakala seorang lagi daripada anaknya masih lagi didalam tahanan Israel.

Ummu Nidhal tidak terkejut menerima berita kematian anak anaknya bahkan beliau bersedia menyerahkan semua anak-anaknya untuk mati syahid. Beliau pernah berkata ketika diwawancara oleh pemberita tentang pemergian anaknya,

"Anak saya telah syahid. Dia yang akan menolong saya dengan kesyahidannya. Sesiapa yang menyayangi anak-anaknya berikanlah sesuatu yang paling berharga semampunya kepada anakmu. Dan perkara paling berharga yang boleh diberikan ialah syurga".

Baca dan hayatilah kata-kata ibu Mujahid ini yang telah mempersembahkan kesemua anaknya kepada Allah S.W.T serta menanti saat dan detik untuk beliau sendiri bertemu dan berkumpul bersama anak-anaknya di syurga yang tertinggi!

Antara perkataan yang sering diungkapkan oleh Ummu Nidhal adalah:

"Kematian adalah suatu perkara yang menyedihkan, tetapi jangan bimbang kerana bertemu dengan Allah, adalah suatu kegembiraan yang tidak dapat digambarkan (mengatasi perasaan sedih tersebut)".

"Ketika anakku yang sulung, As-Syahid Muhammad Fathi Farhat mencecah usia enam tahun, saya telah katakan kepadanya; Ibu mahu kamu berperang melawan Israel dengan senjata, bukan dengan batu."
Tanpa sedikitpun keraguan serta kebimbangan dalam hati saat itu beliau mengarahkan anak ke medan juang demi mengusir penjajah. Kerana saya yakin apa yang saya ungkapkan itu adalah demi kebaikan untuk anak-anak saya."

"Tiada khabar yang paling mengembirakan buat saya, apabila puteraku mula menyampaikan berita bahawa dia telah bergabung bersama Briged Al Qassam, sayap pejuang Hamas, dan sedang bersiap sedia menyongsong amanah syahid dalam sebuah medan peperangan. Allah telah mengabulkan hasrat dan cita-cita saya."

Saat perpisahannya dengan putera sulungnya, Farhat, dia dan anaknya itu saling berpelukan kemudian berkata, "Ibu tidak dapat membendung air mata, tetapi jangan percaya dengan air mata ibu ini nak, Ini adalah air mata bangga menjelang hari pertemuanmu dengan bidadari. Pergilah menemui Rabb-Mu dan berjihadlah. Tetaplah hatimu thabatlah, kekallah seperti itu sampai engkau bertemu Allah Taala."

Begitu kuat, cekal serta tabah hati ibu ini. Semoga semua ibu-ibu dan kaum wanita khususnya di luar sana dapat mengambil iktibar dalam melahirkan dan mendidik seramai mungkin generasi Mujahid yang bakal meletakkan Islam ini ke tempat yg tertinggi satu hari nanti! 

"Wahai ibuku, relakanlah perjuangan anakmu.."

Monday, March 18, 2013

Dengan Jilbabnya Ia pun Mampu Berdakwah, 7 Profesor Barat Masuk Islam Karenanya

satu contoh dari sekian banyak potret kehidupan  seorang wanita muslimah yang begitu bangga dan merasa 

pelarangan-cadar 

terhormat dengan agama yang selama ini ia telah hadir mewarnai perjalanan hidupnya .  Seorang muslimah yang di hatinya terdengar keras detak syiar  agama Allah .
Itualah hati yang mampu mengenal Allah dan Rasul Nya sehingga keraguan tak pernah lagi dijumpai di dalamnya. Dialah sosok seorang  wanita muslimah yang hatinya selalu  selalu memikul tanggung jawab da’wah. Namun sayang figur semacam ini ternyata langka untuk kita temukan. Ya memang sangat langka sekali.

Ummu Abdul Aziz, begitulah wanita ini biasa disapa dalam kesehariann.  Suaminya seorang dokter yang tinggal di kota Riyadh, Saudi Arabia.

Pada satu kesempatan, Ummu Abdul Aziz harus menyertai suaminya untuk menghadiri salah satu konferensi medis yang diselenggarakan di salah satu negara Eropa. Dengan langkah pasti ia iringi keberangkatan sang suami. Ya, ia sadar sekali bahwa Tuhan yang selama ini ia sembah di negaranya tak lain adalah Tuhan yang akan ia jumpai di negera eropa tersebut.  Tuhan yang satu, Allah.  Demikian pula halnya kaum Pria yang ia jumpai nya di negara asalnya, Arab Saudi.  Oleh karena itu , setibanya di negara tujuan, kondisinya tidak berubah sedikitpun.

Komitmennya untuk senantiasa melaksanakan segala perintah Tuhannya  ia selalu pegang dengan baik. Hal ini nampak terlihat jelas dari cara ia berpakaian.  Potongan kain yang dikenakannya  menutupi seluruh anggota tubuhnya.. Ya Ummu Abdul Azis  mengenakan pakaiannya secara lengkap sehingga tidak tak sedikitpun anggota tubuhnya yang dapat terpandang mata, meskipun ia  berada  di kawasan Eropa yang identik dengan  mode-mode pakaian masa kini . Oleh karenanya wajar apabila masyarakat Eropa yang menjumpainya merasa heran dengan pemandangan yang sangat asing seperti yang ia tampakkan.  Ia pun mulai menjadi pusat perhatian, seakan-akan bertanya ‘” Makhluk apakah yang ada di  balik kain hitam ini?” Benar-benar pemandangan yang sungguh aneh bagi mereka.

Pada suatu hari, beberapa wanita Eropa berkumpul  mendatanginya .Rata-rata mereka adalah para profesor yang bisa dibilang sudah cukup berumur.  Dialogpun akhirnya berlangsung di antara mereka (kebetulan ummu Abdul Aziz mampu berbahasa Inggris). Dengan begitu beraninya salah seorang dari mereka mengajukan sebuah pertanyaan , “ Kamu pasti berpenampialan seperti ini hanya untuk menyembunyikan cacat yang ada di badanmu bukan ? Atau mungkin sekedar menutupi wajahmu  yang nampak tidak cantik ?? Ya kiranya anggapan seperti itulah yang tertanam di benak mereka selama ini terhadapnya.  Ummu Aziz langsung membawa mereka ke salah satu sudut ruangan , lalu membuka cadar yang selama ini menutupinya wajahnya.  Ternyata ia nampak sebagaimana wanita normal pada umumnya , tanpa ada cacat sedikitpun sebagaimana dugaan mereka.  Bahkan mungkin parasnya lebih cantik dari wanita biasanya, insya Allah. Kesempatan ini tentu tidak ia biarkan berlalu begitu saja tanpa menyampaikan sesuatu kebenaran.

Setelah memperlihatkan wajahnya , Ummu Abdul Azis langsung mulai masuk ke pembicaraan inti. Ia jelaskan kepada mereka bagaimana Islam memposisikan wanita . Ia paparkan sejauh mana penghormatan dan aparesiasi agama Allah ini terhadap kaum Hawa selain ia berikan gamabaran tentang ajaran agama Islam secara umum. Tahukah apa yang terjadi setelah itu ? Ya setelah tiga jam berlalu, sebanyak tujuh dari sepuluh Professor wanita tadi langsung mengikrarkan keislaman mereka! Tak lain karena Ummu Abdul Aziz atas izin Allah! Bayangkan tujuh orang Professor masuk Islam hanya dalam kurun waktu tiga jam setelah melakukan dialog.

Sebagai seorang muslimah Ummu abdul Aziz tidak merasa kecil sehingga menjadi asing dengan ajaran agamanya Kehadirannya di negara pengusung faham liberalisme yang jauh dari tata nilai sosial tersebut . Ia tetap berpakaian muslimah sejati dan  tidak mempengaruhinya untuk berganti pakaian super ketat dengan hiasan renda di sana-sini  seperti perhiasan kejahiliyahan layaknya barang murahan.

Tujuh orang professor wanita menyatakan keislaman mereka . Allah pun meninggikan derajat mereka dengan agama ini. Agama yang selama ini menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi sosok seperti Ummu Abdul Aziz.  Figur dari seorang muslimah yang berusaha untuk mengajak umat ini kepada jalan Allah. Ia fungsikan dirinya sebagai media turunnya hidayah bagi siapa yang Allah kehendaki. Dengan cara seperti ini ia mampu merubah pandangan minor mereka terhadap agama yang Allah ridhai ini.

La ilaha ilallah….semoga Allah senantiasa memberikan taufikNya kepada dirimu, Ummu Abdul Aziz. Allah jaga dirimu sehingga benar-benar bermanfaat bagi agama dan ummat ini. ..Amiin.

( Muhammad Saleh Al Qathan) (Lr)

Friday, March 15, 2013

[Amalan Bagi Menajamkan Penglihatan Mata] InsyaAllah..

 
[Amalan Bagi Menajamkan Penglihatan Mata] InsyaAllah..

Saya suka bertanya dengan orang alim dan ustaz2. Amalan ini saya dapat daripada ustaz sebelah biik guru saya (Ustaz Mazni), dipercayai ilmu tok-tok guru di pondok. InsyaALLAH berkesan kurangkan rabun dan tajamkan penglihatan. Saya kongsikan :

Semasa anda semua menjawab azan, apabila terdengar laungan أشهد أن محمد رسول الله, maka hendaklah menjawabnya dan kemudiannya membaca ayat ini:

فَكَشَفۡنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ ٱلۡيَوۡمَ حَدِيدٌ۬

(sila rujuk surah qaf (ق) ayat yg ke 22)

Kemudian hembus dekat belakang ibu jari seperti dlm gambar, lepas tu, gosok belakang ibu jari tu kat kedua2 mata.. (jari kanan= mata kanan, jari kiri=mata kiri)

# Ustaz pesan, ia juga membantu dengan khasiat ayat Al-Quran merawat penyakit mata dan JANGAN salah niat, nanti terbuka hijab nampak benda tak elok. Tapi NIATKAN mata dibuka hijab memilih jalan kebaikan dan pilihan yang terbaik (jodoh,kerjaya, sebagainya)

Sunday, March 3, 2013

Rahsia amalan sunat bersugi


TERBUKTI sunnah Rasulullah s.a.w jika diamalkan pasti membawa manfaat dalam kehidupan seharian. Antara amalan yang terbukti hasil kajian saintifik moden ialah kebaikan bersiwak.

Pakar sains kesihatan moden termasuk dari barat memperakui amalan bersiwak paling baik dalam memantapkan kualiti kesihatan diri. Kajian dilakukan sekumpulan pakar jantung di Veterans General Hospital, Taipei, Taiwan yang diketuai Emily Chen berjaya menyingkap rahsia kebaikan membersihkan gigi.

Dr Chen berkata, membersihkan plak pada gigi secara rutin adalah satu cara mencegah serangan strok dan penyakit jantung. Kajian itu merumuskan, sekiranya terdapat jangkitan pada gigi, keadaan itu boleh memudaratkan seseorang dan meningkatkan risiko diserang penyakit jantung.

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Siwak dapat membersihkan mulut dan membuat Tuhan senang.” (Hadis riwayat Bukhari dari Aisyah).


Begitulah hebatnya Rasulullah sehingga isu pemeliharaan dan penjagaan kesihatan diambil berat terhadap umatnya.

Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Kalaulah tidak memberatkan bagi umatku, maka aku akan menyuruh mereka untuk bersiwak setiap kali ingin mendirikan solat.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Imam Abu Daud, Muslim dan an-Nasai meriwayatkan ayah Miqdam bin Syarih ada mengatakan, yang dia bertanyakan kepada Aisyah, apakah yang dilakukan Rasulullah pertama sekali jika memasuki rumah: Jawab Aisyah, “Bersugi (bersiwak)”.

Malah, semasa menjalani ibadah puasa Rasulullah sering bersiwak. Ini adalah sunnah yang bukan saja mendapat pahala, malah mendatangkan manfaat besar untuk kesihatan.

Imam Ahmad melaporkan berkenaan kerapnya Rasulullah bersiwak walaupun dalam keadaan berpuasa. Daripada Ibnu Amir bin Rabi’ah, “Saya melihat Rasulullah berkali-kali bersiwak dalam keadaan berpuasa tidak dapat saya hitung dan kesan.”

Ketika berpuasa, mikrobakteria cepat membiak di dalam mulut seseorang. Sebenarnya dalam mulut manusia terdapat cecair ludah melekat di bahagian lelangit dan gigi.

Keadaan itu akan menghasilkan satu lapisan yang sangat halus sehingga mikrobakteria melekat dengan cepat sekali. Oleh itu, lelangit dan gigi sangat perlu kepada penjagaan sempurna setiap hari.

Mulut dan gigi adalah kurniaan Allah yang diciptakan khusus bagi kemudahan hamba-Nya dalam sistem pencernaan. Rasulullah bersabda yang bermaksud:

“Bersiwaklah (dalam berus) sisa-sisa makanan antara gigi-gigi kerana (membersihkan sisa-sisa makanan semacam itu) termasuk kebersihan dan kebersihan itu membawa kepada iman dan iman itu bersama-sama pemiliknya di syurga.” (Hadis riwayat at-Tabrani)

sumber

Hukum Binaan Di Atas Kubur

sumber :


Oleh : Ustaz Nik Nazimuddin

Siri Pertama

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول لله وعلى آله وصحبه ومن تبعهم الى يوم

القيامة , أما بعد:

Disusunkan artikel ini bertujuan menerangkan kepada masyarakat tentang beberapa hukum yang dikelirukan oleh sesetengah pihak yang menggunakan zahir lafaz hadis tanpa merujuk kepada huraian ulama mujtahid yang berkelayakkan dalam menghuraikan hukum-hakam yang tersirat di dalam sesebuah hadis. Para ulama yang muktabar memperincikan lagi maksud sebenar huraian imam ikutan mereka itu. Maka mantaplah segala hukum dan terhindar daripada huraian mengikut hawa nafsu, ilmu yang cetek serta akal yang dangkal. Ini kerana, tidak semua diberikan ilmu yang seperti ulama-ulama tersebut. Merekalah pewaris nabi yang beramanah dalam menjaga agama ini.

ان العلماء ورثة الأنبياء ورثوا علما…

Ertinya: “ Sesungguhnya para ulama adalah pewaris kepada para anbia dan mereka itu mewarisi keilmuan.…” (Al-Hadis)

Hukum Binaan Di atas Kubur

Tentang hadis larangan binaan di atas kubur, Imam Syafie menerangkan hukum dan sebab larangan tersebut di dalam kitab Ummnya (bab jenazah):


” ورأيت من الولاة (بمكة) من يهدم ما يبنى فيها ولم أر فقهاء يعيبون عليه ذلك ولأن في ذلك تضييقا على الناس “
Ertinya: “ Aku melihat pembesar di Mekah meruntuhkan binaan-binaan kubur yang ada padanya dan aku tidak melihat para Fuqaha (Mujtahid) yang mencela perbuatan pembesar tersebut dan kerana pada binaan itu menyempitkan tanah perkuburan ke atas orang ramai.”

Katanya lagi: ” فان كانت القبور في الأرض يملكها الموتى في حياتهم أو ورثتهم بعدهم , لم يهدم شىء يبنى منها وانما يهدم ان هدم ما لا يملكه أحد فهدمه لئلا يحجر على الناس “
Ertinya: “ Maka jika adalah perkuburan di dalam tanah yang dimiliki oleh  orang-orang mati semasa hidup mereka atau diwarisi oleh pewaris selepas kematian mereka, nescaya tidak boleh diruntuhi sesuatu binaan di dalamnya. Hanya diruntuhi sesuatu binaan di dalam tanah yang tidak dimiliki oleh sesiapa pun maka hendaklah diruntuhinya supaya tidak menegah orang ramai untuk tanam mayat yang lain.”

Bila ditanyakan fatwa kepada Ibnu Hajar Haitami tentang suatu binaan, beliau menghukumkan haram binaan itu dan menyatakan sebab ( ألعلة ) pengharaman tersebut dengan katanya (Fatawa Kubra, bab jenazah):


” ولوجود علة تحريم البناء في ذلك وهى تحجير الأرض على من يدفن بعد بلاء الميت اذ الغالب أن البناء يمكث الى ما بعد البلى وأن الناس يهابون فتح القبر المبني فكان في البناء تضييق للمقبرة ومنع الناس من الانتفاع بها فحرم “
Ertinya: “Kerana terdapat sebab pengharaman binaan pada binaan yang berkenaan iaitu menegah tanah kubur daripada ditanamkan mayat lain selepas hancur mayat di dalam kubur itu. Ini kerana, kebiasaannya binaan di atas kubur menjadi kekal sehinggakan selepas masa hancurnya mayat, dan orang ramai takut hendak membuka kubur yang dibinakan di atasnya. Maka binaan itu menyempitkan tanah perkuburan dan menegah orang ramai daripada mengambil manfaat dengannya lalu ia menjadi haram.”

Beberapa perkara yang difahami daripada huraian Imam Syafie adalah:-

1)     Binaan di dalam tanah perkuburan milik sendiri

2)     Binaan di dalam tanah perkuburan disabilkan

3)     Binaan yang menyebabkan:

a) terhalang daripada ditanamkan mayat lain (bila berlaku   kesesakan)

b) menyempitkan tanah perkuburan dengan perkara yang berlebih-lebihan

Para ulama yang mengikuti Imam Syafie menghuraikan maksud sebenar perkataan Imam mereka tentang Hukum Binaan tersebut, adalah seperti berikut:-

Maksud sebenar Binaan tersebut dan dimakruhkan di tanah perkuburan milik sendiri

Binaan yang di maksudkan itu ialah binaan yang sama betul dengan liang lahad mayat (tidak memakan ruang yang terlebih luas) dan juga binaan yang memakan ruang yang terlebih luas daripada itu seperti kubah, masjid, bilik dan lain-lain. Binaan tersebut dimakruhkan di dalam kawasan tanah kubur milik persendirian. Ini adalah pendapat yang muktamad dalam mazhab Syafie.

Tersebut di dalam kitab Tuhfah bagi Ibnu Hajar Haitami ketika mensyarahkan matan Minhaj Imam Nawawi (bab jenazah) :

” (ويكره تجصيص القبر والبناء) عليه في حريمه وخارجه, نعم ان خشي نبش أو حفر سبع أو هدم سيل لم يكره “
Ertinya: “{Dimakruhkan (dalam tanah perkuburan milik sendiri) memutihkan kubur dengan kapur dan membuat binaan} di atas kubur pada permukaan liang lahadnya dan ruang yang terlebih luas daripada itu, sungguh pun begitu tiada makruh jika takut dibongkari (oleh pencuri kain kapan atau dibongkari untuk ditanam jenazah lain sebelum hancur jasadnya), digali binatang buas atau diruntuhi air banjir yang deras.”

As-Syarwani menjelaskan lagi perkataan Ibnu Hajar itu di dalam Hasyiahnya:


” أي ويكره على القبر في حريمه وهو ما قرب منه جدا وخارج الحريم هذا في غير المسبلة “
Ertinya: “ Iaitu dimakruhkan binaan di atas kubur pada permukaan liang kubur iaitu ruang atau tanah yang betul-betul hampir dengan liang lahad kubur dan dimakruhkan juga pada ruang atau tanah yang terlebih luas daripada liang kubur tersebut. Hukum makruh terbabit adalah di dalam tanah perkuburan yang bukan disabilkan

( iaitu tanah perkuburan milik sendiri).”

Terdapat Pendapat yang lemah di dalam mazhab Syafie yang menyatakan bahawa dimakruhkan binaan yang tidak memakan ruang yang terlebih luas daripada permukaan liang lahad kubur dan diharamkan binaan yang memakan ruang yang terlebih luas daripadanya, sama ada binaan berkenaan di dalam tanah perkuburan milik sendiri atau tanah perkuburan yang disabilkan.

Di dalam kitab Murghni Muhtaj, bab jenazah: “ Sesetengah ulama mazhab Syafie menyesuaikan perkataan Imam Nawawi di dalam matan Minhaj dan perkataannya di dalam Majmuk dan lain-lain, dengan memberi maksud bahawa dimakruhkan apabila dibina hanya di atas kubur, dengan makna  adalah binaan itu berada sama betul dengan permukaan liang kubur. Diharamkan binaan itu apabila didirikan di atas kubur kubah atau bilik yang didiami. Pendapat yang muktamad adalah haram semata-mata (tanpa membezakan di antara binaan sama betul dengan liang lahad dan binaan yang terlebih luas daripada itu).”

Di atas kubur para nabi, wali, ulama dan syuhada di dalam  tanah perkuburan milik sendiri

Binaan seperti kubah, bilik, masjid dan lain-lain, tiada haram serta tiada makruh sekiranya dibina di atas kubur para nabi, wali, ulama dan syuhada di dalam tanah perkuburan milik sendiri. Tujuan didirikan binaan tersebut adalah untuk menggalakkan orang ramai datang menziarahi kubur mereka dan sempena mengambil berkat.

Berkata Ibnu Hajar di dalam Tuhfahnya, bab jenazah (jilid 3, m/s 226):


” قال بعضهم الا في صحابي ومشهور الولاية فلا يجوز وان انمحق ويؤيده تصريحهم بجواز الوصية بعمارة قبور الصلحاء أي في غير المسبلة على ما يأتي في الوصية لما فيه من احياء الزيارة والتبرك “
Ertinya: “ Sesetengah ulama syafie berkata: “ Melainkan pada kubur sahabat dan mereka yang masyhur dengan kewalian maka tiada harus membongkarkan kuburnya, sekalipun telah hancur jasadnya. Pendapat mereka dikuatkan dengan kenyataan fuqaha bahawa diharuskan berwasiat supaya dibangunkan binaan di atas kubur orang yang soleh, iaitu di dalam tanah perkuburan yang bukan disabilkan, mengikut keterangan yang akan datang pada bab wasiat. Keharusan itu bertujuan memakmurkan kubur mereka dengan ziarah dan sempena mengambil berkat.”

Binaan di dalam tanah perkuburan yang disabilkan

Di dalam tanah perkuburan yang disabilkan atau diwakafkan, haram membina kubah, bilik, rumah atau masjid di atasnya. Wajib diruntuhkan binaan tersebut walaupun didirikan atas kubur para nabi, wali, ulama dan syuhada. Ini adalah pendapat yang muktamad di dalam mazhab syafie.

Tersebut di dalam kitab Nihayah bagi Syeikh Ramli ketika mensyarahkan Minhaj Imam Nawawi, bab jenazah:


“( ولو بني في مقبرة مسبلة, هدم) البناء وجوبا لحرمته ولما فيه من تضييق على الناس وسواء أبني قبة أو بيتا أو مسجدا أم غيرها “
Ertinya: “ (Jika dibinakan di atas kubur di dalam kawasan perkuburan yang disabilkan nescaya mesti diruntuhkan) binaan itu sebagai hukum yang wajib. Ini kerana binaan tersebut adalah haram dan kerana terdapat padanya sebab (العلة) pengharaman iaitu menyempitkan (tanah perkuburan yang disabilkan). Hukumnya tetap seperti itu, sama ada dibinakan kubah, bilik (rumah), masjid atau lainnya.”

Diharamkan binaan tersebut walaupun di atas kubur  para nabi, wali, ulama dan lain-lain di dalam tanah perkuburan yang disabilkan sebagaimana kenyataan Ibnu Hajar di dalam Tuhfahnya, bab jenazah (jilid 3, m/s 226) yang telah lalu mengikut beliau binaan seperti kubah, bilik, rumah dan masjid tidak dimakruhkan di atas kubur mereka sekiranya di dalam kawasan tanah perkuburan milik persendirian. Maka difahami daripada perkataan beliau bahawa binaan tersebut diharamkan di dalam tanah perkuburan yang disabilkan.

Binaan yang diharuskan di atas kubur para nabi, wali, ulama dan seumpamanya di dalam tanah perkuburan di sabilkan

Binaan yang diharuskan di atas kubur para nabi, wali, ulama dan seumpamanya di dalam tanah perkuburan di sabilkan ialah hanya binaan seperti simen, marmar dan lain-lain dimana binaan itu tidak memakan ruang yang terlebih luas daripada liang lahad kubur.

Ini ada dinyatakan di dalam Nihayah karangan Syeikh Ramli bab jenazah (jili 3, m/s 41,عند قول المتن لا للتكفين على الأصح ) ketika membahaskan larangan membongkar kubur sahabat dan wali setelah hancur jasad mereka untuk ditanam jenazah lain. Kerana larangan inilah, diharuskan binaan di atas liang lahad kubur mereka supaya tidak dibongkarkan untuk ditanam jenazah lain.Beliau menukilkan perkataan Muwaffiq bin Hamzah yang mengharuskan berwasiat untuk membina binaan di atas kubur sahabat dan wali bertujuan memakmurkan kubur mereka dengan menziarahi dan mengambil berkat.

Binaan yang dimaksudkan oleh nukilan Syeikh Ramli itu ialah hanya binaan di atas liang lahad kubur para nabi, wali, ulama dan seumpamanya sahaja seperti disimen dan dipasangkan marmar, bukan binaan yang memakan ruang lebih luas daripada itu, seperti kubah, bilik, rumah, masjid dan lain-lain. Ini sebagaimana yang telah diterangkan oleh Al-Allamah Ali Syabramalisi di dalam Hasyiah Nihayah (jilid 3 : m/s 41 bab jenazah) dengan katanya:


” والمراد بعمارة ذلك بناء محل الميت فقط لا بناء القباب ونحوها “
Ertinya: “ Dimaksudkan dengan mendirikan binaan tersebut ialah binaan  di tempat liang lahad simati (nabi, wali, ulama dan seumpamanya) sahaja, bukannya binaan segala kubah dan seumpamanya.”

Al-Allamah Ali Syabramalisi di dalam Hasyiah  Nihayah juga menegaskan:

 “ Pendapat yang muktamad ialah apa yang dikatakan oleh Syeikh Ramli di dalam bab jenazah iaitu harus berwasiat untuk meratakan tanah kubur para nabi dan orang soleh serta membangunkan binaan (yakni binaan seperti simen, marmar) di atas kubur mereka di dalam tanah kubur yang disabilkan.”

(حاشية الشرواني على التحفة : كتاب الوصايا وما يتعلق به عند قول المتن واذا أوصى لجهة عامة فالشرط أن لا تكون معصية : ج 3/ ص 6)

Terdapat pendapat yang lemah di dalam mazhab syafie bahawa diharuskan binaan yang memakan ruang yang terlebih luas seperti kubah, bilik dan lain-lain di atas kubur para nabi, wali, ulama dan seumpamanya di dalam tanah perkuburan yang disabilkan sebagaimana yang tersebut di dalam kitab ‘Iaanah AtThalibin (Fasal : solat ke atas simati, jilid 2 : m/s120) :

” وقال البجيرمي : واستثنى بعضهم قبور الأنبياء والشهداء والصالحين ونحوها (برماوي) , وعبارة الرحماني : نعم قبور الصالحين يجوز بناؤها ولو قبة لاحياء الزيارة والتبرك , قال الحلبي : ولو في مسبلة وأفتى به وقد أمر به الشيخ الزيادي مع ولايته…”

Ertinya: “ Al-Bujairimi berkata: Sesetengah ulama mazhab syafie mengecualikan (daripada hukum haram) kubur para nabi, syuhada, orang-orang soleh dan seumpamanya (nukilan Barmawi). Teks Ar-Rahmani menyebut: Sungguhpun begitu, kubur orang-orang soleh diharuskan membina di atasnya, sekalipun binaan kubah bertujuan memakmurkan dengan ziarah dan mengambil berkat. Al-Halabi berkata: Walaupun di dalam tanah perkuburan yang disabilkan dan beliau berfatwa sebegitu. Sesungguhnya Syeikh Ziyadi memerintahkan supaya didirikan binaan tersebut ketika beliau berkuasa…..”

Sumber : http://www.al-bakriah.com.my/index.php?option=com_content&view=article&id=28%3Ahukum-binaan-di-atas-kubur&catid=9%3Asoal-jawab-agama&Itemid=25

Tambahan :

1. Hukum Binaan Di Atas Tanah Perkuburan Fatwa Negeri Kedah

2. Hukum Menambak Kubur Fatwa Brunei Darussalam

kekoh sokmo

Related Posts with Thumbnails