Sunday, October 10, 2010

Kenapa Kulit Hitam Jaguh Larian dan Kulit Putih Jaguh Renang?

http://images.detik.com/content/2010/07/13/763/bolt-Phelps-(reuters)-dalam.jpgPerbedaan warna kulit merupakan isu yang sensitif dalam olahraga. Namun tidak boleh dinafikan, atlet kulit hitam dan kulit putih memiliki keunggulan secara fizikal yang membuatnya dominan di sudut tertentu.

Dalam sudut larian cepat 100 meter biasanya, 25 pemegang rekod dunia terakhir berasal dari ras kulit hitam. Sebaliknya, rekod dunia untuk renang gaya bebas didominasi oleh warga kulit putih sejak tahun 1922.

Dikutip dari Telegraph, Selasa (13/7/2010), berbagai kajian untuk mengungkap fenomena ini selalu mendapat tentangan dari aktivis kesamarataan ras.

Kelompok tersebut cenderung menganggap superioritas di sebuah sudut olahraga lebih ditentukan oleh kultur budaya dan populariti sudut tersebut.

Penyebab jika dibandingkan dengan Eropah dan Amerika maka kemudahan di Afrika kurang berbanding perkembangan sudut renangan. Sebaliknya, Afrika banyak melahirkan atlet bolasepak sebab di sana bidang tersebut cukup popular.

Meski diyakini akan meelanda kontroversi, 2 ilmuwan asal Amerika baru-baru ini mengeluarkan teori yang menjelaskan hubungan antara perbezaan warna kulit dengan prestasi olahraga. Teori tersebut dikeluarkan dalam jurnal internasional Design and Nature.

Dengan membandingkan ukuran tubuh para tentara dari pelbagai negara, kedua ilmuwan ini menemukan perbezaan titik berat (center gravity) pada masing-masing warna kulit.

Kulit hitam yang diwakili tentara Afrika Barat memiliki titik berat 3 peratus lebih tinggi dibandingkan tentara kulit putih.

Di bidang olahraga, titik berat yang lebih tinggi memberi keuntungan sekaligus kerugian. Keuntungan didapat di bidang larian, sebab waktu yang ditetapkan untuk mendarat lagi di tanah menjadi lebih cepat 0,15 saat.

Titik berat yang lebih rendah pada kulit putih menjadi keuntungan ketika berada di kolam renang. Pada atlet kulit putih, kawasan tubuh yang berada di atas permukaan air menjadi lebih lebar sehingga dapat beranang lebih cepat.

Prof Adrian Bejan dari Duke University yang memimpin penelitian ini mengaku khuatir akan adanya kontroversi atas teori tersebut. Namun akhirnya ia berani untuk mengeluarkannya, kerana partnernya yakni Dr Edward Jones dari Howard University adalah keturunan Afro-Amerika.

No comments:

Post a Comment

kekoh sokmo

Related Posts with Thumbnails