Monday, April 12, 2010

KAU GURU TERULUNG


MEMBAHAS pengertian guru dalam ajaran Rasulullah saw, kita tidak dapat lepas dari konsep pendidikan (tarbiyyali) dalam Islam. Berbicara tentang pendidikan, mahu tidak mahu kita harus berbicara tentang masalah belajar. Pasalnya, hanya dengan belajarlah kita berkembang menjadi manusia yang maju, berbudaya, dan beragama. Dalam situasi belajar dan guru dapat terlibat di dalamnya, berperanglah variabel-variabel pokok lainnya. Variabel tersebut, antara lain isi atau materi yang dipelajari, anak didik, cara-cara belajar atau mengajarkan, dan lingkungan tempat proses belajar-mengajar berlangsung.

Menurut ajaran Rasulullah saw. tentang pendidikan, terdapat beberapa konsep belajar yang harus diperhatikan benar-benar dan diamalkan oleh seorang Muslim yang bekerja sebagai guru, iaitu:
1. Belajar itu wajib
2. Harus memiliki sikap yang positif terhadap orang yang berpengetahuan.
3. Belajar menuntut ilmu (ukhrawi dan duniawi) yang merupakan salah satu nilai dasar.
4. Beriman dan berilmu itu berpahala.

Keempat konsep itulah yang harus digali maknanya terus-menerus, dijabarkan dan disebarkan oleh seorang guru yang memiliki tanggungjawab dan tugas lebih besar untuk mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah dibandingkan dengan profesi biasa selain dai dan mubalig.

Rasulullah saw. menegaskan, belajar mencari ilmu, dunia, dan akhirat itu hukumnya wajib seperti diungkapkan secara langsung dalam sabda beliau, "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah." Dan selanjutnya, "Carilah ilmu dari sejak dalam buatan hingga liang lahat." Inilah gagasan lama Islam vang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. tentang pendidikan seumur hidup.

Ajaran Rasulullah saw. tentang sikap dan perilaku guru, iaitu iman yang kuat disertai niat ibadah, memberikan suri teladan yang baik, ucapannya sama dengan perbuatannya, bertanggungjawab dan berintegriti moral dan intelektual, sabar dan lemah lembut, serta membesarkan hati orang.

Cara-cara mendidik yang baginda terapkan, pertama berbentuk penerangan dan pengajaran, ajakan (persuasi) dan nasihat, dan manakala sikap anak-didiknya masih saja (bertambah) negatif, maka guru tidak segan-segan mengadakan pembinaan dengan sanksi "memukul". Setelah anak didik menjadi baik atau menurut, guru harus bertindak penuh kebajikan dan kebijakan, tidak boleh membenci atau mendendam, apalagi mencari-cari kesalahan orang.

Pandangan Rasulullah tentang tugas seorang guru dalam hal menghadapi lingkungannya, iaitu pertama, guru harus mempelajari, memahami, dan meyakini kebenaran tugas-tugas pendidikan yang dilimpahkan kepadanya. Kedua, guru harus mempelajari, memahami, dan memperhitungkan situasi dan kondisi lingkungannya.

Jika disimpulkan, ajaran Rasulullah tentang guru dalam hubungan dengan anak didiknya, antara lain membimbing dan membujuk (encourage) anak didiknya supaya anak didik belajar atau mencari ilmu dilandasi dengan niat karena Allah SWT serta mencari ilmu duniawi dan ukhrawi secara seimbang. Landasan itu akan membuat anak didik menghormati guru dan orang yang lebih tua. Dengan demikian, anak didik akan rendah hati meskipun sudah pandai, akan terus belajar tanpa mengenal putus asa, mendalami ilmu sampai mencapai kekhususan ilmiah dan lebih banyak mendengar, melihat, dan menggunakan akal pikirannya.

*Penulis, guru agama Islam SMK MedikaCom Bandun. Sumber diperolehi dari KLIK SINI

No comments:

Post a Comment

kekoh sokmo

Related Posts with Thumbnails