Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkat. Barangsiapa yang terlepas dari lailatul qadar, maka dia telah terlepas dari seluruh kebaikan. Amat rugi seseorang yang luput dari malam tersebut. Seharusnya setiap muslim memerhatikankan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.”[Imam Ahmad]
Oleh kerana itu, seharusnya seorang muslim lebih tekun beribadah ketika itu dengan dasar iman dan tamak akan pahala melimpah di sisi Allah. Seharusnya dia dapat mencontoh Nabinya yang giat ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. ‘Aisyah menceritakan :
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.”[Imam Muslim]
Seharusnya setiap muslim dapat memperbanyak ibadahnya ketika itu, menjauhi istri-istrinya dari berjima’ dan membangunkan keluarga untuk melakukan ketaatan pada malam tersebut. ‘Aisyah mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima, menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.”[Imam al-Bukhari dan Muslim]
Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut.” Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka mampu.[ Latho-if Al Ma’arif]
Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan malam lailatul qadar adalah menghidupkan kebanyakan malam dengan ibadah dan tidak semesti seluruh malam. Bahkan Imam Asy Syafi’i dalam pendapat yang dulu mengatakan, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya’ dan shalat Shubuh di malam qadar, maka ia berarti telah dinilai menghidupkan malam tersebut”.[ Latho-if Al Ma’arif]
Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, boleh pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an.[Aunul Ma’bud]
Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar kerana iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”[Imam al-Bukhari]
Oleh yang demikian, marilah kita bersama-sama memanfaatkan kemuncak Ramadan ini yang kita masih belum terlambat untuk memburu keutamaan malam lailatul qadr. Semoga Allah mempermudahkan kita untuk beramal soleh sepanjang bulan penuh berkat ini.
No comments:
Post a Comment